Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor Mulyadi yang mewakili Bupati Bogor Ade Yasin menyampaikan bahwa dalam Peraturan Presiden (Perpres) nomor 142 tahun 2018-2025 tentang Rencana Induk Pengembangan Ekosistem Ekonomi Kreatif (Rindekraf) melalui pemberdayaan kreativitas sumber daya manusia dan pengembangan usaha ekonomi kreatif. Hal ini disampaikan oleh Kadisbudpar Mulyadi saat membuka kegiatan Perkumpulan Sektor Pelaku Ekonomi Kreatif (PERSPEKTIF) Kabupaten Bogor yang berisi kegiatan diskusi Ekraf dan Mini Showcase dengan mengusung tema "Perspektif Ekonomi Kreatif" di Gedung Auditorium Setda, Cibinong, Kabupaten Bogor, Kamis (12/11/2020).
Turut hadir dalam kegiatan diskusi PERSPEKTIF, Ketua Dekranasda Kabupaten Bogor Hj. Halimatu Sadiah Iwan Setiawan, Direktur Pelaksana Kreasi Jabar Harry Mawardi, dan Manager Program Sukabumi Creative Hub & Korda Jabar Indonesian Creative City Network (ICCN) Rendy Irlian Kamase.
Kadis Mulyadi menambahkan bahwa saat ini Kabupaten Bogor sedang menyusun kajian kebijakan pengembangan ekonomi kreatif yang hasilnya merupakan sarana roadmap pengembangan Ekraf daerah untuk memetakan dan mengembangkan potensi Ekraf di Kabupaten Bogor yang bertumbuh pada ekonomi kreatif masyarakat.
"Roadmap ini nantinya akan dibahas bersama dengan satuan pendidikan pelaku usaha, komunitas Ekraf dan media. Poin penting yang ada di roadmap adalah mendorong suatu bentuk perekonomian SDM yang terbarukan serta berkesinambungan berbasis kreativitas dimana ide atau gagasan dapat memberikan kesejahteraan secara ekonomi dan sosial bagi masyarakat," katanya.
Ketua Pelaksana PERSPEKTIF Robby Firliandoko menjelaskan bahwa kegiatan PERSPEKTIF bertujuan untuk mendaratkan konsep serta peluang ekraf di Kabupaten Bogor. Hal ini perlu dilakukan karena geliat pelaku ekraf di Kabupaten Bogor sangat baik bahkan sudah banyak yang produknya digunakan oleh pasar Nasional hingga Internasional.
"Kegiatan hari ini tidak hanya diskusi, melainkan ada pameran 55 produk dan jasa dari 13 subsektor yang ada di Kabupaten Bogor. Untuk membuat pameran ini, produk dan jasa telah melalui proses pendataan dan kurasi yang ketat," kata Robby.
Sementara, dalam paparannya, Direktur Pelaksana Kreasi Jabar Harry Mawardi mengatakan bahwa dalam mengembangkan Ekonomi Kreatif di setiap kota atau kabupaten adalah data, dan baginya data adalah senjata.
Bagi Harry, Desain menjadi sebuah pertanggungjawaban ilmiah, setiap bentuk, garis fungsi, fungsi akan diminta dasar pertimbangannya.
"Selama 11 tahun menjalani karir sebagai desainer membuat saya percaya data dan informasi yang berkualitas adalah senjata utama dalam merancang. Beruntung saya dikawal oleh dewan pengarah yang selalu mengarahkan agar setiap keputusan didasarkan pada data, informasi dan perhitungan yang kuat," kata Harry.
Harry menambahkan bahwa 4 hal yang saling berkaitan yang ada di dalam pengembangan ekraf yakni Penelitian dan Pengembangan, Sumber Daya Manusia, Produk dan Layanan dan Pasar.
"Formula ekosistem ekraf yang sedang Kreasi Jabar usung adalah Connect, Collaborative, Create, Circulate dan Commerce," tambah Harry.
Pada kesempatan yang sama, Manager Program dan Korda Jabar ICCN Rendy Irlian Kamase menjelaskan bahwa dalam membangun kota kreatif harus diawali dengan forum lintas komunitas, kemudian jejaring, program, aktivitas ekonomi, solusi wilayah dan inovasi sosial. Rio, sapaan akrab Rendy menceritakan rasa syukurnya karena sudah dua tahun berjalan ini Forum Lintas Komunitas Sukabumi Creative Hub (SCH) mendapatkan kesempatan istimewa dari Pemerintah Kota Sukabumi untuk melakukan riset, program hingga aktivitas ekonomi kreatif di Sukabumi.
"Sejak 2019 SCH diberi kepercayaan untuk menggarap kegiatan dari mulai pendataan, pelatihan, festival hingga yang baru beberapa bulan berjalan ini sebuah etalase produk ekraf di Rumah Kreatif Millenial yang merupakan kolaborasi antara Pemkot Sukabumi, SCH dan Polresta Sukabumi," kata Rio.
Robby menambahkan bahwa kegiatan PERSPEKTIF selanjutnya adalah penguatan data dan pemetaan, selanjutnya akan ada pasar agar bisa terbentuk aktivitas ekonomi.
Ditulis oleh: Aditya Nugraha
Diedit oleh: Robby Firliandoko