Akhir-akhir ini kerajinan kriya sedang banyak diminati oleh jenama-jenama muda, selain produknya yang inovatif sektor kriya juga menghasilkan produk yang orisinil dan jarang di temui. Kriya itu sendiri adalah seni kriya yang merupakan satu cabang atau ranting seni yang sedang mengalami trasformasi baik dari segi bentuk maupun fungsi. Kriya umumnya adalah sebuah bentuk kesenian yang telah di turunkan oleh leluhur kita sampai ke zaman sekarang. Oleh karna itu, banyak sekali seniman-seniman kriya yang berlomba lomba untuk menunjukan hasil terbaik mereka supaya dapat bernilai jual tinggi. Bahkan banyak orang awam yang mulai tertarik dengan seni kriya ini. Maka dari itu, Wakunjar kali ini mengangkat tema “Mendorong Inovasi Produk Kria Masa Depan'' dengan tiga narasumber yang ahli di bidangnya, yaitu Eugenio Hendro sebagai Product Designer, Utang Mamad sebagai pengusaha kerajinan bambu, dan Mega Puspita sebagai Co-founder Studio Dapur. Mereka akan membahas mengenai kriya mulai dari mendesain, cara pemasaran dan banyak lagi..
Utang Mamad salah satu pengusaha kriya bambu dari Kabupaten Garut telah memanfaatkan potensi sumber daya alam berupa pohon bambu menjadi berbagai jenis kerajinan. Diantaranya kap lampu, keranjang, tumblr, ornamen dan lainnya. Seperti produk cangkir dari potongan bambu dan stainless agar tidak rembes, produk sofa yang diadaptasi dari sarang burung, podium yg strukturnya dari sarang burung. Produk Kerajinan bambu yang dihasilkan oleh pak Utang tidak hanya diminati di pasar lokal, namun juga sudah merambah ke mancanegara.
Hasil karya beliau sudah tembus pasar Asia, Australia, dan Eropa. ada salah satu produk, yaitu tempat buah yang mau di ekspor ke Perancis, tapi karena sedang pandemi, sehingga tertunda. Dalam proses pembuatannya, tiap jenis kerajinan memiliki waktu yang berbeda tergantung model dan ukuran yang dibuat. Konsep desain sendiri fleksibel. Karena dalam
pengerjaan harus menyesuaikan teknik. Karena harus tetap bambu, jadi biasanya dikompromikan.
Dengan potensi bambu yang melimpah dan dukungan serta bantuan masyarakat sekitar, yang dulu awalnya ibu-ibu hanya membuat tempat nasi, tapi sekarang sudah bisa banyak berkreasi dengan banyaknya pengembangan. Pak Utang berharap agar masyarakat daerahnya bisa berkreasi mengembangkan potensi kerajinan bambu dengan optimal.
Eugenio Hendro, seorang product designer di mana menciptakan produk yang unik sesuai keinginan customer. Berbeda dengan Utang yang membuat produk kerajinan bambu, Eugenio membuat produk tidak tergantung produk tertentu. Menurut beliau dalam membuat desain suatu produk, harus ada penambah nilainya, pembeda suatu produk dengan produk yang lain, dan ada peningkatan kualitas, sehingga bisa menjadi daya tarik.
Produk itu sendiri ada siklusnya dari perkenalan, tumbuh, dewasa, penurunan. Di masing masing tahap terdapat strategi dan perlakuannya masing-masing. Dalam strategi membuat produk, harus memiliki karakter, kemampuan, dan melihat keinginan pasar. Sebagai seorang designer, menurut beliau harus berusaha memecahkan problem dengan menggunakan empati dan pengetahuan (kebiasaan, perilaku, kebutuhan, keinginan pelanggan/customer). Dalam membuat produk, ada tahapan design thinking, yaitu
Sementara tahap pengembangan design, yaitu:
Di sisi lain, Mega Puspita yang melihat di era ini penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari kian banyak. Hal ini membuat beliau membuat usaha kriya yang bernama Studio Dapur, dengan memanfaatkan sumber daya bambu dan membuat kerajinan kriya yang dilaminasi dan memiliki produk home table, seperti alat makan dan lain lain. Menurut Mega disaat kita akan memasarkan suatu produk kita perlu untuk memikirkan ide, desain juga mengimbangi dengan rencana marketingnya akan seperti apa dan rencana produksi misalnya seperti apa,
1.Desain
Fase desain adalah salah satu fase yang penting untuk kita memikirkan produk yang nantinya akan diproduksi dan berpengaruh kepada masyarakat atau lingkungan sekitar
2.Inovasi
Kita bisa menggunakan brand sebagai pembeda dari produk kita dan produk orang lain, meningkatkan produk untuk menarik pelanggan. Inovasi ini juga bukan hanya tentang produknya melainkan inovasi secara proses bisnisnya.
3.Kenali usaha mu
Menjabarkan kekurangan dan kelebihan bisnis kita, juga peluang di pasaran juga ancaman bagi produk kita.
Penulis: Tim Intern C Kreasi Jabar (Salsabila Aliya, Shinta Rizkidewi, Risma Ramdania, Pamela Masayu dan Maulidinda Almasari)