CONNECTI:CITY 2022 - 7 Rekomendasi Untuk Pengembangan Ekonomi Kreatif
Thursday, 17 March 2022, 15:16:33
Acara CONNECTI:CITY 2022 telah dilaksanakan pada tanggal 14-15 Maret 2022. Kota Bandung menjadi tempat penyelenggaraan conference yang mengundang tamu dari berbagai negara. Beberapa negara yang berpartisipasi diantaranya adalah Jerman, Prancis, Inggris, Hongkong, Jepang, India, Rusia, Nigeria, serta turut mengundang perwakilan dari UNESCO Creative Cities Network.
Dalam kegiatan ini mengusung tema “People and the next Economy - Recovering Together” membahas isu-isu penerapan ekonomi kreatif di skala kota, khususnya negara-negara belahan bumi selatan, termasuk peran ekonomi informal dalam industri kreatif , ekosistem ekonomi kreatif, kota-kota tangguh, industri kreatif, disrupsi teknologi digital, peluang inklusif, dan pekerjaan masa depan.
CONNECTI:CITY 2022 pada hari pertama membahas mengenai ekonomi kreatif pascapandemi, serta dampak krisis dan tanggapan transformasional. Kemudian untuk hari kedua mengenai kontribusi untuk ekonomi berkelanjutan .
Dari conference tersebut menghasilkan 7 rekomendasi yang sejalan dengan tiga agenda utama Presidensi G20 yakni inklusif, transformasi digital ekonomi, dan transisi sinergi, diantaranya :
- Tata Kelola , kebijakan , serta kemitraan ekonomi kreatif di tingkat kota dan pemerintah. Dalam hal ini Pemerintah Daerah harus memasukan sektor Ekonomi Kreatif sebagai bagian terintegrasi dari rencana ekonomi, sosial, tata ruang dan lingkungan. Dengan adanya kebijakan dapat menjadi landasan hukum, arahan dalam suatu tindakan, dan memecahkan suatu permasalahan yang ada dalam Ekonomi Kreatif.
- Ekonomi untuk semua : ekonomi informal dalam ekonomi kreatif. Melibatkan pelaku ekonomi informal khususnya UMKM sebagai motor utama penggerak ekonomi kreatif. Pemerintah harus mengakui keberadaan dan kontribusi ekonomi informal yang telah menjadi salah satu elemen dalam ekosistem ekonomi kreatif. Walaupun sektor informal kegiatan usahanya tergolong kecil dan tidak terorganisasi dengan baik, sektor ini jelas memiliki peranan yang cukup besar dalam perekonomian suatu negara, khususnya negara berkembang. Dibanding sektor formal, ekonomi sektor informal cenderung lebih mudah dimasuki dan diciptakan. Sebagai contoh seorang pengrajin yang tidak memiliki pendidikan formal, akan tetapi memiliki kemampuan praktik yang dapat mendukung kegiatan ekonomi kreatif.
- Kolaborasi, dialog, perdamaian : Diplomasi kreatif. Kota didorong untuk membangun kemitraan multi-stakeholder (Misalnya pemerintah daerah/nasional, lembaga global, perusahaan multinasional) dalam konteks ekonomi kreatif sebagai cara diplomasi yang berpotensi mengarah kepada kolaborasi lebih lanjut. Sebagai contoh, sektor swasta dapat bekerjasama dengan pelaku ekonomi kreatif dalam distribusi produk dan didukung dengan kebijakan pemerintah untuk mengatur kegiatan tersebut.
- Membuat kerangka dan indeks kota kreatif. Kota harus memiliki kemampuan mengidentifikasi dan mengukur potensi Ekonomi Kreatif mereka dengan menerapkan kerangka kerja yang akuntabel dan transparan. Pengembangan index ini dengan tujuan mengukur implementasi jangka panjang dari inisiatif dan rencana ekonomi kreatif. Dengan alat ukur berupa indeks kota kreatif, menjadi indikator perumusan dan strategi pengembangan Ekonomi kreatif.
- Transformasi digital juga harus menjadi bagian dari pengembangan ekonomi kreatif seperti yang telah menjadi agenda utama G20. Kota harus memfasilitasi infrastruktur fisik, sosial, dan digital untuk mendukung dan meningkatkan kegiatan Ekonomi Kreatif. Peningkatan kapasitas dan skill adalah kunci untuk mengatasi gagap digital. Budaya digital mendapat skor tertinggi dalam pengukuran indeks literasi digital Indonesia 2021. Terdapat peningkatan indeks Digital Culture dan Digital Skills, tapi ada penurunan terhadap Digital Ethics dan Digital Safety. Masyarakat mengalami peningkatan skill dalam mengklarifikasi berita bohong, akan tetapi masih banyak yang tidak menyadari bahaya mengunggah data pribadi.
- Sumber daya ekonomi kreatif sirkular, kota harus membuat prototipe atau praktik terbaik ekonomi kreatif sirkular di industri kreatif mereka yang paling potensial. Konsep ini bertujuan untuk memetakan proses dari Ekonomi kreatif, mulai dari Riset & development , pelaku kreatif , proses produksi, serta pasar dari produk kreatif.
- Masyarakat adat, kearifan lokal, dan hak kota. Dalam hal ini kota-kota harus mengakui dan mendorong ekspresi dan inisiatif lokal adat. Kearifan lokal dapat menjadi citra dan identitas dalam kegiatan Ekonomi Kreatif. Sebagai contoh, Jepang menjadikan budaya tradisional sebagai landasan utama dalam ekonomi kreatif. Jepang kini tidak lagi berfokus pada manufaktur-produktivitas, tetapi telah bergeser ke bagaimana memelihara kreativitas dan budaya. Tentunya Indonesia dengan ciri khas lokal yang dimiliki juga dapat mengembangkan hal yang sama untuk membangun sektor Ekonomi Kreatif.
Rekomendasi ini nantinya akan disampaikan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam Presidensi G20 pada Agustus mendatang diharapkan dapat menjadi regulasi global dalam pengembangan ekonomi kreatif Indonesia dan dunia.